Minggu, 17 Juni 2012

Titrasi metode Iodometri

Titrasi iodometri yaitu salah satu titrasi redoks yang melibatkan iodium . titrasi iodometri juga disebut dengan titrasi tidak langsung yang dapat digunakan senyawa senyawa yang mempunyai potensial oksidasi yang lebih besar daripada sistem iodium-iodida atau senyawa senyawa yang bersifat oksidator seperto CuSO4.5H2O .

larutan baku primer dalam titrasi iodometri yaitu KIO3

larutan baku sekunder dalam titrasi iodometri yaitu natrium thiosulfat . Banyaknya volume Natrium Thiosulfat yang digunakan sebagai titran setara dengan banyaknya sampel .

Indikator yang digunakan dalam titrasi iodometri adalah amylum . Amylum tidak mudah larut dalam air serta tidak stabil dalam suspensi dengan air , membentuk kompleks yang sukar larut dalam air bila bereaksi dengan iodium , sehingga tidak boleh ditambahkan pada awal titrasi . Penambahan amylum ditambahkan pada saat larutan berwarna kuning pucat dan dapat menimbulkan titik akhir titrasi yang tiba - tiba . Titik akhir tittrasi ditandai dengan terjadinya hilangnya warna biru dari larutan menjadi bening .


Pada  titrasi iodometri juga perlu diawasi phnya . Larutan harus dijaga supaya phnya lebih kecil dari 8 karena dalam lingkungan yang alkalis iodium bereaksi dengan hidroksida membentuk iodida dan hypodit dan selanjutnya terurai menjadi iodida dan iodat yang akan mengoksidasi tiosulfat menjadi sulfat,sehingga reaksi berjalan tidak kuantitatif . Adanya konsentrasi asam yang kuat dapat menaikkan oksidasi potensial anion yang mempunyai oksidasi potensial yang lemah sehingga direduksi sempurna oleh iodida . Dengan pengaturan ph yang tepat dari larutan maka dapat diatur jalannya reaksi dalam oksidasi atau reduksi dari senyawa .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar